Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Morbili | Campak)

Morbili, atau yang lebih dikenal sebagai Campak, adalah infeksi virus yang sangat menular. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Artikel ini akan membahas berbagai aspek penting mengenai penyakit Morbili, termasuk definisi, penyebab, patofisiologi, epidemiologi, gejala, diagnosis, terapi, perawatan, pencegahan, komplikasi, dan prognosisnya.

Penyakit-Campak-Morbili

Definisi

Morbili adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus campak (Measles virus), anggota keluarga Paramyxoviridae. Penyakit ini ditandai dengan gejala demam tinggi, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ruam kulit khas yang dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Penyebab

Penyebab Morbili adalah virus campak (Measles virus), yang ditularkan melalui droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi. Virus ini sangat menular, dan dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan sekresi hidung atau tenggorokan penderita.

Patofisiologi

Masa inkubasi 10-15 hari. Setelah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, virus campak mereplikasi di sel-sel epitel. Virus kemudian menyebar ke kelenjar getah bening regional, memasuki aliran darah (viremia primer), dan menginfeksi sistem retikuloendotelial. Viremia sekunder terjadi saat virus menyebar ke kulit, saluran pernapasan, dan jaringan lainnya, menyebabkan gejala khas penyakit ini.

Epidemiologi

Morbili adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang dengan akses terbatas ke vaksinasi. Meskipun insiden Morbili telah berkurang drastis di negara-negara yang mempraktikkan imunisasi rutin, wabah masih dapat terjadi pada populasi dengan cakupan vaksinasi rendah.

Gejala

  • Demam tinggi (sering mencapai 40°C).
  • Batuk, pilek, dan konjungtivitis.
  • Bercak Koplik (titik putih kecil di dalam mulut) yang muncul sebelum ruam (eksantem).
  • Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai pada kepala pada daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara sentrifugal dan ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki.
  • Pada hari ketiga, lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan muncul, dengan warna sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan. Eksantem hilang dalam 4-6 hari.
  • Penurunan nafsu makan dan kelelahan.

Pemeriksaan dan Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis Morbili biasanya dapat dibuat berdasarkan gejala klinis, namun beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk konfirmasi, seperti:

  • Serologi: Pemeriksaan IgM spesifik campak dalam serum darah.
  • RT-PCR: Untuk mendeteksi RNA virus campak dalam sampel klinis.
  • Pemeriksaan Mikroskopis: Identifikasi bercak Koplik di dalam mulut.

Diagnosis

Diagnosis Morbili umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas, kalau perlu didukung oleh pemeriksaan penunjang seperti serologi atau RT-PCR. Gejala seperti ruam makulopapular yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh, bercak Koplik, dan riwayat kontak dengan penderita Morbili sangat mendukung diagnosis.

Diagnosis Banding

Beberapa kondisi yang harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding Morbili meliputi:

  • Erupsi obat
  • Rubella
  • Roseola infantum
  • Demam Dengue
  • Kawasaki disease
  • Infeksi enterovirus

Terapi (Tatalaksana)

Tatalaksana Morbili bersifat suportif karena tidak ada terapi antiviral khusus yang tersedia. Langkah-langkah terapi meliputi:

  • Rehidrasi: Untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan penurunan nafsu makan.
  • Antipiretik: Seperti paracetamol untuk menurunkan demam.
  • Suplementasi Vitamin A: Diberikan untuk mengurangi risiko komplikasi berat.
    • Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.
    • Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
    • Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
    • Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai usia, dilanjutkan dosis ketiga sesuai usia yang diberikan 2-4 minggu kemudian.
  • Pengobatan Sekunder: Antibiotik mungkin diberikan jika terdapat infeksi bakteri sekunder, seperti pneumonia.

Perawatan

Perawatan penderita Morbili fokus pada isolasi pasien untuk mencegah penyebaran infeksi, serta dukungan nutrisi dan hidrasi yang adekuat. Pemantauan ketat terhadap komplikasi, seperti ensefalitis atau pneumonia, juga sangat penting.

Pencegahan

Pencegahan utama Morbili adalah melalui imunisasi dengan vaksin campak, yang biasanya diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 5-6 tahun. Vaksinasi ini telah terbukti sangat efektif dalam mencegah penyakit Morbili.

Komplikasi

  • Pneumonia: Komplikasi paling umum dan penyebab utama kematian terkait Morbili.
  • Otitis Media: Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
  • Ensefalitis: Infeksi otak yang jarang tetapi berpotensi fatal.
  • Diare Berat: Dapat menyebabkan dehidrasi parah.

Prognosis

Prognosis Morbili biasanya baik pada pasien dengan sistem imun yang sehat dan yang mendapatkan perawatan yang tepat. Namun, pada anak-anak yang kurang gizi atau individu dengan sistem kekebalan yang lemah, Morbili dapat menjadi penyakit yang sangat serius dan berpotensi fatal.

Daftar Pustaka

  1. World Health Organization. Measles
  2. Centers for Disease Control and Prevention. Measles (Rubeola).
  3. James W. Campbell. Infectious Diseases. In: McPhee SJ, Papadakis MA, Tierney LM, editors. Current Medical Diagnosis & Treatment. 58th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2019. p. 1301-1304.
  4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Imunisasi Informasi Pengobatan Penyakit
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar